Kupang, CNN Indonesia — Dua gunung api aktif di Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam dua hari terakhir yakni Kamis (1/2) dan Jumat (2/2) mengalami erupsi.
Dua gunung api tersebut adalah Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur dan Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ile Lewotolok dan PPGA Lewotobi Laki-laki melaporkan terjadi erupsi di dua gunung tersebut.
Sesuai laporan tertulis PPGA Lewotobi Laki-laki yang diterima CNNIndonesia.com.,Jumat (2/2), Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami erupsi pada hari ini pukul 08.25 Wita dengan tinggi kolom abu 700 meter di atas puncak.
“Telah terjadi erupsi G. Lewotobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 02 Februari 2024 pukul 08:25 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 700 m di atas puncak (± 2.284 m di atas permukaan laut),” tulis PPGA Lewotobi Laki-laki dalam informasi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang dikeluarkan Jumat (2/2) pukul 08.35 Wita.
Pada erupsi tersebut, dilaporkan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal yang condong ke arah utara.
Erupsi tersebut tercatat di seismogram dengan amplitudo 47,3 milimeter dengan durasi 143 detik.
“Amplitudo 47,3 mm, durasi 145 detik,” mengutip laporan PPGA Lewotobi Laki-laki.
Dalam laporannya juga PPGA Letowobi melaporkan erupsi yang terjadi Jumat (2/2) pagi tersebut disertai luncuran awan panas sejauh 500 meter dari pusat erupsi.
“Erupsi disertai awan panas guguran sejauh 500 m ke arah utara,” tulis PPGA Lewotobi di Desa Pulolera, Kecamatan Wulanggitang.
Gunung Lewotobi Laki-laki dengan ketinggian 1.584 meter diatas permukaan laut, saat ini berstatus siaga atau level III. Sebelumnya Gunung Lewotobi berstatus Awas atau level IV.
Erupsi yang disertai luncuran awan panas yang masih sering terjadi, sehingga PPGA masih tetap melarang warga melakukan aktivitas di radius 4 kilometer.
“Masyarakat di sekitar G. Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/ wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 4 KM dari pusat erupsi G. Lewotobi Laki-laki serta sektoral 5 km pada arah Utara-Timur Laut dan 6 KM pada sektor Timur Lau,” sebut PPGA Lewotobi dalam imbauan.
Pemerintah Flores Timur juga telah memperpanjang masa tanggap darurat bencana selama 7 hari dari tanggal 1 Februari hingga 7 Februari.
Status tanggap darurat bencana tersebut untuk penanganan ribuan pengungsi yang terdampak erupsi dan saat ini masih berada di lokasi pengungsian.
Erupsi Gunung Ile Lewotolok
Sementara itu sehari sebelumnya, yakni pada Kamis (1/2) Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata juga mengalami erupsi.
Dalam laporan PPGA Ile Lewotolok dari Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape, erupsi Gunung Lewotolok mengalami erupsi pada 1 Februari 2024 pukul 12.41 wita dengan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 400 meter diatas puncak.
“Telah terjadi erupsi G. Ili Lewotolok, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 01 Februari 2024 pukul 12:41 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 400 m di atas puncak (± 1.823 m di atas permukaan laut),” mengutip laporan tertulis PPGA Ile Lewotolok, Kamis (1/2).
Dalam laporannya PPGA Ile Lewotolok menyebutkan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur laut dan letusan disertai dentuman lemah.
“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 36 mm dan durasi ± 2 menit 54 detik,” demikian lpaoran PPGA Ile Lewotolok.
Gunung Api Ile Lewotolok yang dengan ketinggian 1.423 meter diatas permukaan laut, saat ini berstatus waspada atau level II.
Pada tingkat aktivitas Level II (Waspada) direkomendasikan PPGA agar masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer.
“Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok,” tulis PPGA dalam laporannya.
Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu juga diminta untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran dan longsoran lava serta awan panas dari bagian timur puncak kawah Gunung. Ile Lewotolok.
PPGA juga mengimbau agar masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ile Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.