Ilmuwan Islam Ciptakan Robot Sebelum Barat Kenal Teknologi
Abad ke-12 menjadi saksi munculnya penemuan di dunia. Para cendekiawan membawa penemuan baru untuk membuat hidup manusia lebih mudah.
Air mancur yang dapat diprogram untuk dihidupkan dan dimatikan, serta sebuah mesin yang dapat bergerak sendiri untuk bisa menawarkan handuk kepada tamu, hanyalah beberapa penemuan luar biasa dari ilmuwan Muslim abad tersebut yang bernama Ismail al-Jazari.
Melansir dari National Geographic, https://sportifkas138.site/ Senin (11/12/2023), Ismail al-Jazari merupakan orang yang meletakan dasar bagi teknik modern, hidrolika, dan bahkan robotika.
Meskipun beberapa ciptaannya yang mewah dan penuh warna dijadikan sebagai mainan baru bagi orang-orang kaya, al-Jazari juga membuat mesin-mesin praktis yang membantu warga biasa, termasuk alat untuk mengambil air yang telah digunakan oleh para petani selama berabad-abad.
Ia lahir pada tahun 1136 M dengan nama Badī az-Zaman Abu l-Izz Ismaʿil ibn ar-Razaz al-Jazarī di Diyarbakir, wilayah yang sekarang disebut Turki tengah-selatan.
Putra dari seorang pengrajin ini lahir di masa kekacauan politik, akibat perebutan kekuasaan lokal serta dampak Perang Salib.
Al-Jazari menjabat sebagai insinyur yang melayani penguasa daerah, Artuqids. Dinasti ini pernah memperluas kerajaannya hingga ke Suriah. Namun, selama masa hidup al-Jazari, kekuasaan Artuqid berada di bawah kekuasaan dinasti tetangga Zangid yang lebih berkuasa, dan kemudian masih dikuasai oleh penerus pahlawan Muslim, Saladin.
Terlepas dari pergolakan Perang Salib, dan hubungan yang bergejolak antara kekuatan Muslim yang berbeda, kehidupan insinyur brilian ini dihabiskan dengan damai untuk melayani beberapa raja Artuqid, Ketika itu ia merancang lebih dari seratus perangkat cerdas untuk kehidupan sehari-hari.
Tidak seperti penemu praktis lainnya pada masa itu, yang hanya meninggalkan sedikit catatan tentang karyanya, al-Jazari memiliki hasrat untuk mendokumentasikan karyanya dan menjelaskan bagaimana ia membuat mesin-mesinnya yang luar biasa.
Ia menuangkannya dalam warisan intelektual yang berjudul The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices.
Al-Jazari menyertakan diagram dan ilustrasi penuh warna untuk menunjukkan bagaimana semua bagian dalam buku tersebut cocok satu sama lain.
Beberapa salinan karyanya yang tidak lengkap masih ada, termasuk satu salinan yang disimpan di Museum Topkapi Sarayi di Istanbul, Turki, yang dihargai karena detail artistik dan keindahannya.
Kitab Pengetahuan itu merupakan satu-satunya sumber informasi biografi al-Jazari. Teks tersebut mengagungkan beliau sebagai Badi al-Zaman (unik dan tak tertandingi) dan al-Syekh (terpelajar dan berharga). Namun buku teks tersebut juga mengakui hutang beliau kepada “ulama kuno dan orang bijak” pada masa itu.
Tercatat dalam peninggalan tersebut penemuan Al-Jazari memanfaatkan inovasi dan keilmuan selama berabad-abad dari era sebelumnya.
Ia memanfaatkan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan dari budaya Yunani kuno, India, Persia, China, dan lainnya.
Selama penyebaran Islam yang pesat pada abad ketujuh, para penguasa Muslim menaruh perhatian besar terhadap pengetahuan tentang wilayah yang mereka taklukkan.
Mereka mengumpulkan manuskrip dan buku di Bayt al-Hikma (Rumah Kebijaksanaan). Lembaga ini berkembang pesat di bawah kepemimpinan khalifah Abbasiyah di Bagdad pada abad kedelapan dan kesembilan sebagai perpustakaan dan akademi.
Bersama dengan pusat-pusat lainnya, pusat ini memainkan peran mendasar dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan keilmuan abad pertengahan selama masa keemasan Islam.