Kicauan Eva Manurung, Ibunda Virgoun, yang mengatakan saham itu judi langsung ramai di media sosial.
“@mommy_starla apa kau bilang tabayyun? Uang 200 juta kau kemanain Ina? Kau main saham hilang uang 200 juta. Di mana itu kau judikan, di saham kan?” tulis Eva Manurung dalam komentar di media sosial, seperti dikutip detik.
Alih-alih mau ngerujak Inara Rusli, jawaban telak pun diberikan oleh Inara.
“Ya mau cuan gede dan instan cuma https://idpromeja138.com/ pesugihan sama prostitusi. Itu juga pasti ada resiko,” tulis Inara lagi di bagian paling bawah postingannya.
Saham memang sering kali dianggap seperti judi, mulanya sejak 1920-an di Amerika Serikat. Saat itu saham sedang bullish setelah Perang Dunia I, tapi adanya guncangan ekonomi membuat saham crash pada 1929. Sejak saat itu banyak orang bilang saham itu judi.
Jika ditelaah, kata-kata judi memang melekat pada saham kala investornya tidak memperhitungkan gain and risk.
Gain jelas soal untung saat jual saham di harga yang lebih mahal dibandingkan saat beli dan dividen. Lalu risikonya, fluktuasi harga, perusahaan keluar dari bursa, hingga tidak kebagian dividen.
Risiko bisa dikendalikan dan diukur asal investor sudah mengetahui data-data terkait saham seperti fundamental bisnis, makroekonomi, atau pergerakan saham itu sendiri. Maka dari itu diperlukannya analisis sebelum mengambil keputusan investasi.
Hanya membeli karena FOMO (fear of missing out), ikut rekomendasi berbayar tanpa analisis ulang, atau hanya modal keyakinan dengan grup-grup rekomendasi saja.
Lagi pula dengan membeli saham, kita akan tercatat sebagai pemilik suatu perusahaan. Sebab saham adalah surat berharga kepemilikan suatu perusahaan.
Misalnya Ibu Eva Manurung membeli saham PT Bank Central Asia sebanyak satu lot atau 100 lembar. Nah Buk Eva Manurung akan tercatat sebagai pemilik BCA dengan hak untuk dipanggil ke Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan juga pembagian dividen.
Oh ya saham itu juga ada yang syariah kok. Jadi jenis-jenis saham yang dinilai menjalankan bisnis tanpa melanggar prinsip syariah.
Jadi soal saham itu judi gak terkait instrumen investasinya, tapi bagaimana proses investor dalam mengambil keputusan ya Bu Eva. Jika asal ambil keputusan tanpa analisis terlebih dahulu, itu baru 100% judi.