Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi II perdagangan Jumat (28/4/23) merosot 0,43% menjadi 6.915,71 secara harian.
Sebanyak 280 saham melemah, 255 saham menguat, sementara 296 lainnya mendatar. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi mencapai sekitar Rp. 13 triliun dengan melibatkan 17 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali.
Hari ini IHSG dominan diperdagangkan di wilayah negatif. Dengan demikian kinerja cemerlang IHSG dalam dua hari terakhir harus terputus. Sebagai catatan, pada perdagangan perdana (26/4/23) pasca libur lebaran IHSG sempat melayang 1,29%.
Dalam lima hari perdagangan IHSG terapresiasi 1,42%. Sementara itu, secara year to date (ytd) indeks membukukan koreksi sebesar 0,95%.
Meski bursa Indonesia melemah, berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv mayoritas sektor, hanya tiga sektor yang terpantau melemah dengan sektor Energi memimpin pelemahan sedikit di atas empat persen.
Adapun lima bottom movers IHSG berdasarkan bobot indeks poinnya pada penutupan sesi II hari ini adalah sebagai berikut:
1. PT Bayan Resources (-29)
2. PT Telkom Indonesia (-9)
3. PT United Tractors (-8)
4. PT Bank Central Asia (-7,3)
5. PT Bank Rakyat Indonesia (-6,3)
Pada perdagangan terakhir pekan ini, IHSG bergerak anomali dimana mayoritas saham acuan Asia menguat. Nikkei 225 Index naik 1,40%, Hang Seng Index 0,27% serta Shanghai Composite Index naik 1,14%.
Terlebih hari ini terdapat sejumlah sentimen positif yang mengguyur pasar keuangan Indonesia.
Dari luar negeri, salah satu kabar baik datang dari cemerlangnya kinerja Wall Street yang diharapkan menular ke pasar saham Indonesia.
Bursa Wall Street yang semula muram pada awal pekan kini justru berbalik arah menjadi sangat positif menjelang akhir pekan. Kinerja perusahaan teknologi yang di luar ekspektasi membuat pasar meyakini jika sektor tersebut tidak seburuk perkiraan sebelumnya.
Namun, investor tetap perlu mencermati sejumlah data yang akan rilis pada hari ini. Terutama dari AS, perlambatan ekonomi AS serta persoalan plafon utang pemerintah AS bisa memuat kinerja bursa Tanah Air loyo. Hingga kini, kongres belum juga menyepakati kenaikan plafon utang pemerintah AS.
Perkembangan di AS tentu saja akan berimbas kepada ekonomi Tanah Air, baik langsung atau tidak langsung. AS sendiri hari ini akan mengumumkan sejumlah data penting. Di antaranya adalah data belanja pribadi warga AS untuk Maret serta Michigan consumer sentiment. Kedua data ini sangat penting karena menjadi pertimbangan The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya pada pekan depan.
Dari dalam negeri, sejatinya terdapat suntikan positif dari data realisasi investasi pada kuartal I-2023. Kinerja perusahaan pada kuartal I yang masih kinclong juga diharapkan bisa menopang kinerja IHSG. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada kuartal IV-2022 melonjak 30,3% menjadi Rp 314,8 triliun.
Investasi di sektor logam dasar masih menjadi primadona dalam beberapa kuartal terakhir. Namun, perlu disimak pula siapa investor asing terbesar di Indonesia. Sebagai informasi, China merupakan investor asing terbesar pada kuartal IV-2022.
Dalam beberapa kuartal terakhir, sektor logam dasar menjadi primadona hingga mampu melambungkan investasi di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Menarik untuk dicatat sejauh mana pemulihan ekonomi mampu mendongkrak investasi pada kuartal I-2023 dan sektor-sektor mana yang investasinya tumbuh kuat.