5 Taipan Energi Terkaya di Dunia, Nomor 1 Orang Indonesia

Low Tuck Kwong. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sektor energi sudah sejak lama dikenal sebagai salah satu bidang usaha yang memberi kekayaan bagi pelaku industrinya. Tak ayal, beberapa bos industri energi masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia.

Apalagi, akhir-akhir ini terjadi peningkatan harga minyak mentah dan batu bara dunia. Hal ini ikut mendongkrak harga-harga saham emiten energi dan menjadikannya sektor dengan kinerja terbaik tahun ini.

Batu bara misalnya, mengalami lonjakan permintaan sangat terasa pada Maret dan April menyusul gelombang panas di kawasan Asia. Kondisi ini memunculkan ‘dejavu’ di mana pada tahun lalu, harga batu bara juga melambung karena musim panas.

Lonjakan harga batu bara tentu saja menguntungkan Indonesia sebagai eksportir terbesar untuk batu bara thermal yang bisa digunakan pembangkit listrik. Hal ini yang menjadikan orang terkaya di Indonesia Low Tuck Kwong merangkak menjadi konglomerat terkaya di sektor energi sedunia.

Berikut daftar lengkap orang terkaya di bidang energi menurut data Forbes Real Time Billionaire, per Jumat, (28/4/2023).

1. Low Tuck Kwong

Bos PT Bayan Resources Tbk (BYAN) ini mencatatkan kekayaan sebesar US$31,3 miliar atau Rp458,63 triliun (Rp14.652/US$). Ia menjadi orang terkaya ke 43 di dunia dan pertama di Indonesia.

Per hari ini, Low Tuck Kwong mengalami kenaikan kekayaan sebesar US$1 miliar, setara Rp14,6 triliun dalam semalam. Tak Jatuh dari langit, kekayaannya didapat dari hasil kinerja BYAN yang cemerlang.

BYAN sendiri mencatatkan market cap sebesar Rp786,6 triliun, telah naik 21,6% sejak akhir Maret ini. BYAN diketahui ikut menikmati pesta durian runtuh dari harga batu bara yang tinggi.

2. Leonid Mikhelson

Leonid Mikhelson adalah pendiri dan ketua produsen gas alam Novatek. Ia mencatatkan kekayaan sebesar US$21,6 miliar atau Rp316,4 triliun.

Pada 2017 ia membeli 17% saham di perusahaan petrokimia Sibur dari Kirill Shamalov, mantan menantu Putin yang dilaporkan meningkatkan sahamnya menjadi 48%

Pada tahun 2021 Sibur bergabung dengan Grup TAIF, dengan aset yang luas di Republik Tatarstan; di antara pemilik TAIF adalah putra presiden pertama Tatarstan. Dia dikenai sanksi oleh Inggris dan AS pada April 2022; dia mentransfer GES-2 dan 2,3% saham Novatek kepada putrinya Victoria.

3. Vagit Alekperov

Vagit Alekperov sempat menjadi mantan pekerja rig minyak di Laut Kaspia, sebelum ia menjadi wakil menteri yang mengawasi industri minyak di Uni Soviet. Kini, kekayaannya mencapai US$20,5 miliar, setara Rp300,3 triliun.

Pada tahun 1991 ia mengambil tiga ladang minyak besar yang dikendalikan kementerian dan mendirikan Lukoil, perusahaan minyak independen terbesar Rusia. Alekperov mengundurkan diri sebagai presiden Lukoil pada April 2022, beberapa hari setelah mendapat sanksi dari Inggris.

4. Harold Hamm

Harrold Hamm saat ini menggenggam kekayaan sebesar US$18,5 miliar atau Rp271,1 triliun. Harold Hamm mendirikan dan memimpin Continental Resources, salah satu perusahaan minyak independen terbesar di Amerika.

Kesuksesannya dimulai Pada 1990-an dia memiliki visi untuk menggunakan pengeboran horizontal dan rekahan hidrolik di wilayah Bakken Dakota Utara, mengubah industri minyak AS.

Kini, Continental menghasilkan minyak dan gas senilai 400.000 barel per hari. Hamm dan 5 anaknya bersama-sama memiliki lebih dari 80% saham perusahaan.

5. Gennady Timchenko

Gennady Timchenko memiliki saham di berbagai bisnis Rusia, termasuk perusahaan gas Novatek dan produsen petrokimia Sibur Holding. Dari gurita bisnisnya ini, Gennady mengakumulasi kekayaan sebesar US$18,5 miliar, setara Rp271,1 triliun.

Timchenko menjalankan perusahaan pengekspor minyak milik negara dan menjadi salah satu pemegang saham terbesarnya ketika kemudian diprivatisasi. Timchenko dikenai sanksi oleh AS pada 2014 dan oleh UE dan Inggris pada 2022.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*