Top, Saham BBRI Sentuh Rekor Tertinggi di 5.000-an

BRI

Saham emiten perbankan berkapitalisasi pasar terbesar kedua di bursa yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berhasil menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan sesi I Jumat (14/4/2023).

Per pukul 10:03 WIB, saham BBRI terpantau melesat 0,9% ke posisi harga Rp 5.025/unit. Saham BBRI pun berhasil menyentuh level psikologis Rp 5.000/saham pada pagi hari ini, yang menjadi rekor tertinggi sepanjang masanya.

Saham BBRI sudah ditransaksikan sebanyak 7.688 kali dengan volume sebesar 55,54 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 280,33 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 761,58 triliun.

Hingga pukul 10:03 WIB, di order bid atau beli, terdapat 56.702 lot antrian di harga Rp 5.025/unit. Posisi harga ini juga menjadi antrian beli terbanyak pada pagi hari ini.

Sementara di order offer atau jual, terdapat 104.905 lot antrian di harga Rp 5.050/unit. Adapun antrian jual terbanyak berada di harga Rp 5.100/unit, yang mencapai 187.810 lot antrian.

Dari rasio harga dan nilai bukunya, price to earnings ratio (PER) BBRI saat ini mencapai 14,81 kali (annualized), sedangkan rasio price to book value (PBV) BBRI saat ini sebesar 2,53 kali.

Jika dibandingkan dengan industri perbankan, maka saham BBRI tergolong lebih mahal karena PER dan PBV-nya berada di atas rata-rata perbankan. Adapun rata-rata PER perbankan mencapai 12,62 kali, sedangkan rata-rata PBV perbankan mencapai 2,06 kali.

Cerahnya saham BBRI disebabkan karena sentimen pasar sudah cenderung membaik, meski ada potensi resesi yang akan terjadi di Amerika Serikat (AS).

Sentimen pasar kembali membaik setelah inflasi Amerika Serikat (AS) di tingkat produsen (producer price index/PPI) juga kembali melandai. PPI AS pada Maret lalu mengalami kontraksi 0,5% (month-to-month/mtm), dari sebelumnya pada Februari lalu sebesar 0%.

Sedangkan secara tahunan (year-on-year/yoy), PPI melandai menjadi 2,7% pada Maret, dari 4,9% pada Februari.

PPI melandai jauh di bawah ekspektasi pasar yakni kontraksi 0,1% (mtm) dan melandai 2,8% (yoy). Melandainya PPI melengkapi sejumlah data mengenai pergerakan harga di AS yang terus melandai.

Inflasi AS di tingkat konsumen (consumer price index/CPI)secara mengejutkan melandai ke 5% (yoy) pada Maret tahun ini. Inflasi tidak hanya jauh lebih rendah dibandingkan 6% (yoy) pada Februari tetapi juga jauh di bawah ekspektasi pasar (5,1%).

Secara bulanan, CPI AS juga melandai ke 0,1% pada Maret 2023, dari 0,4% pada Februari.

PPI dan CPI yang melandai ini menjadi sinyal jika ekonomi Negara Paman Sam akan mulai mendingin setelah tumbuh relatif kencang yakni 2,6% (yoy) pada kuartal IV-2022.

Kondisi ini akan mendukung bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk segera melunakkan kebijakan moneternya.

Risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang keluar pada Rabu pekan ini menunjukkan adanya proyeksi jika ekonomi AS bisa masuk resesi.

Pasar kini bertaruh jika kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 25 bp kini menjadi 69% pada Mei mendatang. Banyak dari pelaku pasar yang juga memperkirakan jika The Fed akan mulai menahan suku bunga pada Juni tahun ini.

Di lain sisi, suksesnya pembagian dividen oleh BBRI kepada pemegang saham kali ini juga direspons positif oleh investor.

BBRI membayarkan dividen tunai senilai Rp 34,89 triliun pada Rabu lalu. Hal tersebut sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023 di mana BRI memutuskan membayarkan dividen payout ratio (DPR) sebesar 85% dari laba bersih konsolidasian pada 2022.

Seperti diketahui, sepanjang Januari hingga Desember 2022, BRI Group mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja berkelanjutan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Adapun laba bersih yang dibukukan BRI senilai Rp 51,4 triliun atau tumbuh 67,15% (yoy).

Dengan demikian, DPR sebesar 85% yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebesar Rp 43,94 triliun. Sedangkan sisanya sebesar 15% atau senilai Rp 7,67 triliun digunakan sebagai laba ditahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*