Sudah Masuk RI, Gejala Covid Varian Baru Tampak di Mata

Pengunjung pusat perbelanjaan juga terlihat di Pondok Indah Mall 1 pada (2/1/2023). Meskipun PPKM telah dicabut para pengunjung mall tetap mematuhi peraturan dengan menggunakan masker saat berkeliling mall. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan sedang memantau subvarian Covid-19 baru bernama Arcturus. Varian ini pertama kali terdeteksi di beberapa negara pada akhir Januari lalu.

Kini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi bahwa varian baru Covid-19 Arcturus alias subvarian Omicron XBB 1.16 sudah masuk ke Indonesia.

“Dua kasus,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.XBB.1.16 memiliki satu mutasi tambahan yang menurut penelitian laboratorium, membuatnya lebih menular dan berpotensi lebih patogen.

“Sudah beredar selama beberapa bulan. Kami belum melihat perubahan tingkat keparahan pada individu atau populasi, tetapi itulah mengapa kami menerapkan sistem ini.” kata Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove, dalam pengarahan baru-baru ini, dikutip dari The Independent, Jumat (14/4/2023).

“(Varian Arcturus) memiliki satu mutasi tambahan pada protein lonjakan yang dalam penelitian laboratorium menunjukkan peningkatan infektivitas serta potensi peningkatan patogenisitas,” sambungnya.

Sebagian besar sampel XBB.1.16 berasal dari India yang menjadi dominan. Kasus Covid-19 mingguan di negara itu meningkat lebih dari dua kali lipat dalam seminggu terakhir tetapi tetap jauh di bawah tingkat puncak, menurut data WHO.

Gejala XBB.1.16 juga dilaporkan sama dengan varian sebelumnya, yaitu demam, sesak napas, dan batuk. Namun, banyak dari mereka yang terinfeksi juga melaporkan konjungtivitis dan mengalami mata lengket.

Ahli epidemiologi penyakit menular di lembaga penelitian nirlaba RTI International, Richard Reithinger, lebih lanjut menjelaskan konjungtivitis atau infeksi mata sebelumnya juga sudah dilaporkan sebagai salah satu gejala Covid19. Namun, kasusnya tidak sering.

Para peneliti di Truhlsen Eye Institute dari Nebraska Medicine mengidentifikasi virus dalam film air mata mata yang dapat menyebabkan konjungtivitis.

“Biasanya, anak-anak ini datang dengan infeksi pernapasan sederhana berupa batuk, pilek, dan demam, dan ketika dites ternyata positif (COVID-19),” kata dokter anak Rahul Nagpal.

Sedangkan pada orang dewasa, Nagpal menjelaskan gejala utama XBB.1.16 cenderung menyerupai flu. Gejala tersebut berupa hidung berair, sakit tenggorokan, dan batuk.

Varian Arcturus XBB.1.16 adalah rekombinan dari dua sub-varian BA.2, dan studi pracetak dari para ilmuwan di Universitas Tokyo menunjukkan bahwa ia menyebar sekitar 1,17 hingga 1,27 kali lebih efisien daripada kerabatnya XBB.1 dan XBB. 1.5.

Selain itu, tampaknya resisten terhadap antibodi dari varian Covid lainnya, yang menimbulkan kekhawatiran tentang potensinya untuk menghindari kekebalan yang didapat dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*