Analisis Teknikal: Jumat Happy, IHSG Masih Bisa Gas Lagi

pembukaan bursa saham

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound dan kembali ke level psikologis 6.800 pada penutupan sesi I, Jumat (14/4/2023).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat 0,56% ke posisi 6.823,83. Nilai transaksi mencapai Rp4,99 triliun dan volume perdagangan 8,48 miliar saham.

Sebanyak 235 saham naik, 258 saham turun, dan 211 saham stagnan.

Data inflasi AS yang mulai mengalami penurunan pada Maret telah memberikan efek positif pada pasar saham global, termasuk IHSG. Pelaku pasar saat ini tengah menantikan efek dari musim laporan laba (earnings season) perusahaan AS terhadap Wall Street dan bursa global.

Sebagian investor percaya bahwa musim laporan keuangan perusahaan AS, terutama perbankan besar, yang solid bisa menjadi pendongkrak saham. Saat ini, sektor perbankan menjadi sorotan setelah kasus kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dan merger raksasa bank Swiss Credit Suisse ke UBS pada Maret lalu.

Inflasi AS yang mulai mereda dan prospek bank besar AS yang tumbuh dan memberi pinjaman serta memiliki kepercayaan pada prospek kredit diharapkan dapat memberikan sinyal kuat bahwa The Fed mungkin dapat mencapai soft landing.

Data Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan inflasi melandai menjadi 5% yoy pada Maret 2023 dibandingkan 6% pada Februari. Kick off laporan keuangan pada Jumat (14/4) akan dimulai dengan bank besar seperti JPMorgan Chase, Citigroup Inc, dan Wells Fargo.

Meskipun laba perusahaan yang masuk dalam indeks S&P 500 diproyeksikan akan turun 5,2% pada kuartal I 2023 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022, pelaku pasar tetap mengharapkan efek positif dari musim laporan laba perusahaan AS.

Meskipun begitu, sentimen minor soal pembagian dividen emiten dapat sedikit banyak memengaruhi pergerakan saham di BEI hari ini. Dengan demikian, prospek bisnis bagi perusahaan akan menjadi lebih penting dalam jangka panjang daripada suku bunga The Fed.

Analisis Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan pivot point Fibonacci untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada sesi I, IHSG sukses menembus resistance kuat berupa MA 50 (6.796) dan berada di atas pivot (6.813).

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI naik ke 64,20.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD berada di atas garis sinyal dengan kecenderungan melebar.

Sedangkan, histogram kembali membentuk bar positif.

Pada sesi I, IHSG berpotensi ditutup di zona hijau, dengan resistance terdekat di 6.846 dan support di 6.800.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*