Tak hanya saham-saham bank raksasa yang bergairah, saham bank digital juga terpantau cerah bergairah pada perdagangan sesi I Jumat (14/4/2023).
Dari enam saham bank digital di RI, hanya satu yang cenderung stagnan. Sisanya yakni lima saham bergairah, bahkan sudah melesat lebih dari 1%.
Berikut pergerakan bank digital pada perdagangan sesi I hari ini.
Hingga pukul 09:53 WIB, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) memimpin penguatan saham bank digital pada pagi hari ini, yakni melonjak 4,39% ke posisi harga Rp 595/saham.
Sedangkan untuk saham bank digital berkapitalisasi pasar besar (big cap) yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO) juga melesat 4,02% ke posisi Rp 2.330/saham.
Sementara untuk saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) cenderung stagnan di level harga Rp 82/saham.
Sentimen global yang makin membaik membuat saham bank di RI kembali bergairah. Selain itu, Lebaran 2023 yang tinggal menghitung hari juga menjadi momentum bagi saham bank, terutama bank digital untuk unjuk gigi.
Sentimen pasar kembali membaik setelah inflasi Amerika Serikat (AS) di tingkat produsen (producer price index/PPI) juga kembali melandai. PPI AS pada Maret lalu mengalami kontraksi 0,5% (month-to-month/mtm), dari sebelumnya pada Februari lalu sebesar 0%.
Sedangkan secara tahunan (year-on-year/yoy), PPI melandai menjadi 2,7% pada Maret, dari 4,9% pada Februari.
PPI melandai jauh di bawah ekspektasi pasar yakni kontraksi 0,1% (mtm) dan melandai 2,8% (yoy). Melandainya PPI melengkapi sejumlah data mengenai pergerakan harga di AS yang terus melandai.
Inflasi AS di tingkat konsumen (consumer price index/CPI)secara mengejutkan melandai ke 5% (yoy) pada Maret tahun ini. Inflasi tidak hanya jauh lebih rendah dibandingkan 6% (yoy) pada Februari tetapi juga jauh di bawah ekspektasi pasar (5,1%).
Secara bulanan, CPI AS juga melandai ke 0,1% pada Maret 2023, dari 0,4% pada Februari.
PPI dan CPI yang melandai ini menjadi sinyal jika ekonomi Negara Paman Sam akan mulai mendingin setelah tumbuh relatif kencang yakni 2,6% (yoy) pada kuartal IV-2022.
Kondisi ini akan mendukung bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk segera melunakkan kebijakan moneternya.
Risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang keluar pada Rabu pekan ini menunjukkan adanya proyeksi jika ekonomi AS bisa masuk resesi.
Pasar kini bertaruh jika kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 25 bp kini menjadi 69% pada Mei mendatang. Banyak dari pelaku pasar yang juga memperkirakan jika The Fed akan mulai menahan suku bunga pada Juni tahun ini.
Di lain sisi, Lebaran 2023 yang tinggal menghitung hari juga menjadi momentum yang tidak terlewat bagi saham perbankan di RI.
Pada fenomena lebaran, biasanya permintaan akan penukaran uang dan belanja masyarakat cenderung tinggi, sehingga hal ini juga menjadi sentimen positif bagi saham perbankan di RI.
Apalagi, dengan makin majunya teknologi, masyarakat dapat melakukan transaksi perbankan hanya dalam genggaman saja, sehingga hal ini juga menjadi pendorong bagi saham bank digital.